TEMPO.CO, Tangerang - Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) belum bisa lepas dari dugaan transaksi gelap di luar jalur-jalur yang tersedia ataupun praktik pungutan liar. Dugaan ini seperti yang tercium dari SMKN 1 Kabupaten Tangerang.
Baca: Beda dengan Perrmendikbud, Anies Jelaskan Sistem Zonasi PPDB DKI
Sekolah ini menerapkan uji kompetensi dan tes fisik selain nilai ujian nasional sebagai tolak ukur penerimaan. Penilaian atas tes-tes itu diduga sengaja dibuat tak transparan untuk memberi jalan transaksi tersebut.
"Uji kompetensi itu hanya akal-akalan. Caranya adalah memainkan skor nilai yang tidak diumumkan mengikuti proses transaksi yang terjadi," kata seorang di dalam lingkungan sekolah itu yang juga terlibat dalam penerimaan peserta didik baru.
Dia mengaku kecewa atas praktik itu lalu membeberkan bahwa transaksi dilakukan oleh sebagian panitia yang berujung kepada ketua. Mereka disebutkannya menetapkan nilai transaksi berdasarkan nilai ujian nasional calon murid. "Nilai 180 sampai 240, uang yang disetor sebesar Rp 3,5 juta hingga Rp 5,0 juta," katanya lagi.
Baca Juga:
Baca: PPDB SMP Tangsel, Zonasi Jarak Dipangkas dari 90 Jadi 30 Persen
Tempo lalu menempatkan diri di antara calon murid SMK itu yang bermaksud menjalani tes kompetensi yang dimaksud pada Senin 24 Juni 2019. Ada enam gelombang untuk 1.501 siswa SMP yang mendaftar mengikuti ujian akademik itu. Uji kompetensi berlangsung hanya sehari sedangkan tes fisik berlangsung tiga hari pada 24, 25 dan 26 Juni 2019.
Gerbang SMKN 1 Kabupaten Tangerang di Peusar Panongan, saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Senin 24 Juni 2019. FOTO AYU CIPTA/Tempo
Menurut sejumlah siswa yang ditemui Tempo, jumlah soal yang diujikan ada 20 butir merupakan perpaduan soal Matematika dan IPA. Seorang siswi bernama Ila mengatakan soal tak jauh beda dengan soal Ujian Nasional. ¨Lumayan mudah," katanya yang membidik jurusan multimedia.
Baca: PPDB Kota Bekasi, Pendaftar Jalur Afirmasi Lebihi Daya Tampung
Pendaftar lainnya, Roni, bukan nama sebenarnya, berbeda. Dia mengaku kesulitan. Tapi dia juga mengaku tidak khawatir. Secara mengejutkan dia mengatakan, "Sebenarnya formalitas saja uji kompetensi ini. Ibu saya kasih tahu sudah menghubungi satu guru. Saya dipastikan diterima, karena sudah menyerahkan uang."
Satu orang tua murid yang ditemui Tempo membenarkan adanya 'jalur' khusus itu. Dia termasuk yang menempuhnya pada PPDB tahun lalu. Sayang dia tak bersedia mengungkap lebih detil. "Takut anak saya nanti bermasalah," katanya.